Sepuluh Be
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

BAHAN ULANGAN UMUM AGAMA (CINTA N VAN LITH)

Go down

BAHAN ULANGAN UMUM AGAMA (CINTA N VAN LITH) Empty BAHAN ULANGAN UMUM AGAMA (CINTA N VAN LITH)

Post  yue chAo Rong Sun Dec 07, 2008 10:40 pm

Bahan Ul Umum Agama Cinta
C I N T A


SASARAN
1. orang (ortu, saudara, sahabat, guru,dll)
2. sesuatu (alam, binatang, paham demokrasi, dll)

MUNCUL
1. kelembutan, kesetiaan, respek, melindungi, agresif, dll
2. bisa dialami semua/sebagian

SANGAT PRIBADI
1. positif karena muncul tanpa alasan, tidak dibuat2 (spontan)
2. negatif karena tergantung pada keinginan/selera/apa yang menyenangkan kita
3. Contoh : orangtua yang memingit anaknya karena takut anaknya mengalami kecelakaan.

RASIONAL/OBJEKTIF
1. artinya melihat, memperhatikan, dan mencerminkan tujuan cinta.
2. tidak berarti melupakan perasaan/emosi
3. perasaan/emosi pendek dan beku jadi butuh aspek lain seperti Tuhan dan rasionalisasi
4. Agar dapat memperkaya kehidupan dan sumber langgengnya sebuah hubungan.

TUJUAN
1. daya penyatu yang menghidupkan
Terbukti dari berbagai ilmu, seperti evolusi (mulai dari makhluk bersel satu, induk kucing yang menyusui anaknya agar dapat tumbuh, manusia purba sampai manusia modern yang semakin kompleks dalam mencinta) bahkan dari segi keimanan kepada Tuhan.
2. hidup manusia berbeda dari makhluk lainnya, contoh kuda.
Manusia tidak hanya mengembangkan segi fisik, namun juga rohani (malahan memiliki kepribadian yangpengembangan rohani lebih diutamakan) berkembang maksimal (memberikan yang terbaik, unik, kreatif, bebas, aman, dsb).
CINTA memungkinkan, menegaskan, memberikan kepenuhan hidup bagi seseorang. Jadi kalau orang yang kita cintai malahan menjadi lemah, tergantung, pasif berarti sebenarnya kita tidak membahahagiakannya (kebahagiaan yang dirasakan semu/sementara). Kita tidak hidup bersamanya hanya dalam satu dua tahun saja.
3. berarti kita anti kematian “Rohani” (tidak hidup secara penuh, merugikan orang lain).
Seringkali disebut sebagai patologis kelainan jiwa (secara psikologis). Banyak orang yang mengalaminya karena tidak ada cinta di masa kecilnya. Cinta juga dapat menjadi salah satu penyembuh seseorang (dari perhatian yang dicurahkan orang yang merawatnya dirasakan orang tersebut).
Disebut juga gejala yang melumpuhkan jiwa. Beberapa contoh sikap yang melumpuhkan jiwa ini telah membudaya di dunia :
1. gengsi dunk (harus memakai baju yang mengikuti trend yang sedang booming)
2. komersialisasi (kita dianggap uang berjalan oleh pedagang ketika berbelanja)
3. teman ditinggalkan kalau sudah kita rasa tidak berguna
4. istri yang menganggap suami hanya sebagai pencari nafkah
5. demi kelancaran bisnis kita mengorbankan persahabatan
6. egosentris (contoh Mr. Bean yang tidak mau antri di RS saat tangannya masuk di teko. Dia menghalalkan segala cara agar mendapatkan antrian awal)
7. kekerasan baik yang kentara (premanisme) maupun tidak kentara (membuang2 uang padahal tetangga sebelahnya untuk makan saja sukar)

LANGKAH
1. Aku berminat terhadapmu
Minat adalah langkah awal dari setiap interaksi. Minat juga menunjukkan seberapa besar kita bergairah pada kehidupan. Orang yang membatasi minat berarti membatasi hidupnya.
Saat kita berminat pada sesuatu (seseorang) maka kita mulai memperhatikan secara aktif, mendengarkan, ada keterbukaan (untuk diriku ataupun dirinya), ada keinginan untuk mengenalnya lebih mendalam.
2. Aku bertanggungjawab terhadapmu
Sasarannya lebih terbatas.
Mulai ada keterlibatan (tidak lagi aku kamu, tapi kita).
Kalau ada yang salah berani menegur.
3. Aku menghargaimu
Terkadang untuk membahagiakan orang lain kita memaksakan yang baik ‘menurut kita’. Padahal mereka memiliki pandangan lain. Tahap ini mengingatkan kita bahwa setiap orang unik.
4. Aku menghayatimu
Aku menerima dan memahaminya apa adanya.


PENCERMINAN
Segala cinta yang kita terima/berikan harus dicerminkan/dilakukan dalam keseharian kita secara seimbang. Terlalu cinta pada diri sendiri terkadang menghambat pergaulan kita dengan orang lain, banyak dari kita tidak memiliki relasi yang baik dengan tetangga (tidak pernah bicara atau bahkan tidak tahu nama tetangga), dll.

BAHAN UL UM AGAMA BAGIAN CINTA RASIONAL

yue chAo Rong

Jumlah posting : 22
Join date : 06.11.08

Kembali Ke Atas Go down

BAHAN ULANGAN UMUM AGAMA (CINTA N VAN LITH) Empty YANG VAN LITH..

Post  yue chAo Rong Sun Dec 07, 2008 10:42 pm

Romo Van Lith, SJ


Lahir di Belanda 17 Mei 1863. Ia adalah putera seorang juru sita pegadaian. Ia masuk Serikat Jesuit, ditahbiskan 8 September 1896 bersama dengan ketiga temannya, dan mendapatkan tugas menjadi misionaris di Hindia Belanda (tepatnya tanah Jawa). Saat itu pastur yang melayani umat Katolik di Hindia Belanda tidak sebanding dengan jumlah umat (mayoritas orang non pribumi). Ini membuat pelayanan tidak maksimal.

Awalnya, ia menganggapnya sebagai tugas pelayanan dan ketaatan kepada Tuhan saja karena keputusan ini bertolakbelakang dengan harapannya (mempertobatkan orang Kristen Protestan atau melakukan misi di tanah Jepang). Ia mulai berserah pada kebijaksanaan Tuhan dalam karyanya di dunia. Bersama dengan Romo Hoevenaars, SJ berkarya di tanah Jawa (Muntilan dan Mendut).

Romo Van Lith mempelajari budaya dan bahasa Jawa di Semarang seperti dengan banyak berinteraksi dalam perjalanannya dari desa ke desa, menikmati pertunjukan wayang, berbincang dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di berbagai desa. Keyakinannya menjadi sahabat bagi orang Jawa dalam menjalankan misinya terbukti lebih mengena pada orang Jawa karena kasih Allah nyata terlihat dari pribadi Romo Van Lith.

Misi sempat ingin ditutup karena masalah ketidakjujuran katekis pribumi yang menyalahgunakan karya misi. Beberapa penyalahgunaan karya misi yang dilakukan katekis pribumi adalah melakukan penggelapan uang, tidak sungguh-sungguh mengajari keimanan pada Allah (dalam sebuah ibadat tobat orang-orang hanya meyebutkan Pater Noster atau Bapa Kami) bahkan bukan karena merasapembaptisan dilakukan hanya agar Romo senang terpanggil menjadi Kristiani. Katekis ini juga memalsukan kesaksiannya kepada Romo Vikjen sehingga menyusutkan Romo Van Lith. Padahal para misionaris-lah yang kurang memahami sasaran misi mereka. Beberapa waktu, akhirnya penyelidikan membuktikan Romo Van Lith tidakbersalah.

Romo Van Lith tidak pernah memiliki ambisi untuk membaptis orang sebanyak-banyaknya sebagai wujud panggilannya. Ia lebih mengartikan dirinya sebagai sarana Allah dalam karya ditengah orang Jawa. Romo Van Lith tampil sebagai sosok yang bertolakbelakang dengan Romo Hoevenaars dari sikap, pandangan karya misi, sampai dengan doa Bapa Kami. Ini membuat diawal karya misinya, Romo Van Lith tidak membaptis orang Jawa sebanyak Romo Hoevenaars, sehingga berhembus kabar bahwa misi di Muntilan akan ditutup. Karya Allah menjadi nyata dikala akhirnya sekitar 200 orang Jawa dari desa Kalibawang meminta untuk dibaptis Romo Van Lith di Semanggung (sekarang dikenal sebagai Sendangsono).

Interaksi yang terjalin antara dirinya dengan orang Jawa membuat Romo Van Lith semakin mencintai Hindia Belanda. Ini terbukti dari sikap yang selalu membela Hindia Belanda, seperti ketika di sebuah acara ia berkata kepada seorang Belanda bahwa anak-anak yang sedang latihan baris-baris akan menjadi orang yang mengusir orang Belanda dari Hindia Belanda dan saat di Volksraad (lembaga legislatif) Romo Van Lith mengkomunikasikan pemikirannya bahwa dengan menggunakan metode pengangkatan anggota yang mayoritas orang Belanda sebagai sesuatu yang dapat dikatakan sebagai kolonialisme baru di tanah Hindia Belanda. Ia juga mengatakan bahwa akan lebih memilih Hindia Belanda saat ada sengketa dengan Belanda dan ia diharuskan memilih. Sikap tersebut membuatnya semakin dekat dengan tokoh Hindia Belanda dan dijauhi teman-temannya Belanda. Romo Van Lith juga memiliki pemikiran bahwa misi harus melibatkan kaum muda.

Ia memiliki keyakinan bahwa dirinya harus melahirkan pemimpin yang berwatak dan bermental teguh dan berpenghayatan iman Kristiani (agar dapat melanjutkan misi di Hindia Belanda, khususnya tanah Jawa). Sekolah dijadikan sebuah sarana untuk mengembangkan kemampuan para pemuda (demikian juga sekolah bagi para pemudi yang dipimpin oleh Suster). Ini dilakukan agar kelak mereka menjadi ‘bakal’ keluarga Katolik yang teguh. Sekolah guru berasrama dipilih agar setelah lulus para murid dapat langsung berkarya bagi masyarakat sekitar. Romo Van Lith mengharuskan para siswanya untuk tinggal di asrama agar dapat memantau perkembangan setiap muridnya setiap saat.

Romo Van Lith sempat diulangkan ke tanah kelahirannya untuk menjalani perawatan, namun kembali dan menetap sampai menutup mata selama 9 Januari 1926. Romo Van Lith dikebumikan di Kerkop Muntilan. Sekolah guru yang didirikannya kemudian diserahkan kepada Bruderan FIC.

yue chAo Rong

Jumlah posting : 22
Join date : 06.11.08

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik